1. Home
  2. Membangun Sistem Backup dan Failover Server

Membangun Sistem Backup dan Failover Server

Dalam artikel ini kita akan membahas bagaimana seorang server administrator membangun sistem backup dan failover server.

Seorang administrator server akan membutuhkan sebuah sistem yang dapat menangani persoalan yang ia hadapi dalam rutinitas pekerjaannya.

Menjadi seorang administrator server akan sering berhadapan dengan kendala – kendala terkait server dan juga layanan yang tidak berjalan dengan lancar.

Maka apa saja yang akan di bahas dalam artikel ini mari kita simak.

Masalah yang sering dihadapi oleh seorang administrator server

Sebagai server administrator maka anda akan sering berhadapan dengan berbagai hal terkait kemanan server serta regulasi – regulasi yang tertata secara ketat di organisasi tempat anda bekerja.

Namun secara umum ada hal – hal yang perlu diperhatikan lebih khusus terhadap seorang admin server diantaranya adalah :

  • Ancaman Keamanan
    Admin server dituntut untuk menjaga server yang ia kelola tetap dalam keadaan aman dari usaha peretasan, malware dan resiko keamanan cyber lainnya.
  • Maintenance dan Updates
    Selain itu ia juga harus menjaga software di dalam servernya tetap up-to-date dan server berjalan secara efisien dan smoothly.
  • Backup and disaster recovery
    Yang harus dipersiapkan sebelum menjalankan production server adalah sudah tersedia backup dan disaster recovery plan. Sehingga apabila terjadi hal yang tidak diinginkan maka sistem sudah memiliki plan untuk menghindari downtime terlalu lama.
  • Performance monitoring
    Seorang admin server juga harus terus memantau penggunaan resource dan performa server dalam menjalankan software.
  • Capacity Planning
    Perencanaan pengembangan kapasitas juga perlu diprediksi untuk 3 – 5 tahun kedepan untuk menghindari overload data.

Contoh di atas adalah beberapa hal yang kiranya akan dihadapi seorang admin server. Oleh karena itu kita akan membahas bagaimana poin backup dan disaster recovery itu dapat berjalan dengan baik menggunakan server failover.

Baca Juga : Apa itu sistem failover ?

Apakah Kita Tetap Membutuhkan Backup Apabila Sudah Memiliki Failover Server ?

Dalam failover server membutuhkan redundancy dan high availability ini mengartikan apabila server utama mengalami kegagalan fungsi, maka server kedua akan mengambil alih untuk meminimalisasi resiko downtime.

Lalu alasannya kenapa backup masih tetap dibutuhkan ketika kita sudah menggunakan failover server.

Berikut beberapa penjelasannya :

  • Data Consistency : Replikasi antara primary dan secondary server tidak berjalan secara instant. Akan terjadi sedikit perbedaan waktu dan data antara kedua server tersebut. Backup menjadi hal yang crucial ketika dibutuhkan saat proses ini. Backup menjamin data consistensy ketimbang sistem failover.
  • Hardware Failure : Ketika failover server dapat melindungi software dari kegagalan fungsi, nmun itu tidak bisa melindungi dari kerusakan hardware. Namun backup dapat memproteksi data anda.
  • Human Error : Selalu ada kesalahan yang bisa saja terjadi akibat human error. Seperti kesalahan hapus data, edit data virus dan lain sebagainya. Backup akan menjadi solusi paling baik untuk menangani hal tersebut.
  • Data Recovery : Backup sangat berguna untuk merecovery data yang corrupt akibat ransomware dan malware attack.
  • Compliance : Beberapa industri mengharuskan sebuah organisasi memiliki backup data untuk waktu tertentu.

Dari paparan diatas maka strategi backup sangatlah dibutuhkan dalam sebuah infrastruktur komputer. Selalu melakukan backup secara rutin dan menyimpan di tempat yang aman di luar sistem utama.

Hal ini dapat membantu anda memiliki data yang lengkap, up-to-date dan aman sehinggadapat digunakan sewaktu waktu dibutuhkan dalam kondisi yang tidak di duga-duga.

Apa Saja Yang Perlu Diperhatikan Ketika Membangun Failover Server

To build a failover server, you will need to set up a secondary server that can take over if the primary server fails. The process can be broken down into a few steps:

Untuk membangun failover server ada tahapan yang terlebih dahulu perlu dipersiapkan sebelum menjalankan sistem failover. Berikut tahapan diantaranya :

  1. Set up secondary server : Secondary Server diharuskan terpisah secara fisik maupun virtual dengan primary server. Dan gunakan spesifikasi server yang minimal mendekati dengan primary server.
  2. Configure Monitoring : Primary Server harus dimonitoring agar ketika terjadi kerusakan pada primary server, server secondary dapat mengambil alih perkerjaan utama. Proses ini dapat dilakukan jika menggunakan monitoring tools seperti Nagios, Zabbix, Icinga atau PRTG.
  3. Test Failover : Secara reguler lakukan failover untuk memastikan proses jika sewaktu waktu dibutuhkan, hasil failover dapat berjalan dengan baik.
  4. DNS or Load Balancer : Jika anda ingin menggunakan server failover untuk menangani traffic real-time, anda perlu melakukan konfigurasi pada load balancer DBS untuk mengalirkan traffic ke server yang saat ini posisinya aktif.
  5. Keep the secondary server Updated : Jangan lupa untuk terus menjaga server secondary tetap terus update dengan primary server untuk menghindari inkonsistensi data.

Demikian kiranya informasi terkait failover dan backup. Keduanya memiliki fokus pada bidangnya masing – masing. Sehingga backup tetap masih dibutuhkan meskipun sistem anda sudah menggunakan failover server.

Updated on January 8, 2025

Was this article helpful?

Leave a Comment